ARTIKEL
Disusun:
Andrian cahyadi
NIM.08.1.01.09.0434
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PACITAN
JL.
Cut Nya Dien Ploso, Pacitan (0357) 881488
Usia
dini adalah usia 0-8 tahun yang merupakan usia pada masa keemasan seorang anak.
Pada masa ini segala potensi pada usia ini harus dikembangkan secara menyeluruh
dari segi kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan fisik motorik. Sehubungan
dengan potensinya dalam perkembangan fisik motorik, anak usia dini memiliki
energi yang tinggi. Energi ini dibutuhkan untuk melakukan berbagai kegiatan
yang diperlukan dalam meningkatkan keterampilan fisik, baik yang berkaitan
dengan peningkatan keterampilan motorik kasar maupun motorik halus. Kegiatan
fisik dan pelepasan energi dalam jumlah besar merupakan karakteristik aktivitas
anak pada masa ini. Hal itu disebabkan oleh energi yang dimiliki anak dalam jumlah
yang besar tersebut memerlukan penyaluran melalui berbagai aktivitas fisik,
baik kegiatan fisik yang berkaitan dengan gerakan motorik kasar maupun gerakan
motorik halus.
Pada bahan ajar ini akan disajikan tentang
pengertian perkembangan motorik, prinsip-prinsip perkembangan motorik, kategori
fungsi keterampilan motorik, metode-metode mengajarkan keterampilan motorik
AUD, evaluasi keterampilan motorik AUD, sarana dan prasarana yang dapat
digunakan dalam keterampilan motorik AUD, dan pada akhir perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat merancang kegiatan anak usia dini yang mengembangkan
keterampilan motoriknya.
Materi yang dituangkan bahan
ajar ini diharapkan dapat dijadikan dasar pegangan bagi pendidik, guru serta
lingkungan terkait yang melibatkan peserta didik pada anak usia dini guna
mengembangkan keterampilan motorik, sehingga anak dapat menyelesaikan tugas
motoriknya dengan baik. Hal lain juga diharapkan anak dapat menampilkan tugas
motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu tidak hanya bagi
anak tetapi juga untuk pendidik, guru dan orang tua nantinya.
Penulis
Diana
DAFTAR ISI
Halaman Judul
......................................................................................................
i
Kata Pengantar .....................................................................................................
1
Daftar Pustaka
......................................................................................................
2
BAB I : Hakikat Pengembangan Motorik Anak Usia
Dini
A. Pengertian
Motorik..............................................................................
3
B. Perkembangan Gerak
Motorik............................................................. 3
C. Kesadaran
Motorik..............................................................................
.4
BAB II : Prinsip-prinsip Pengembangan
Motorik................................................. 7
A. Prinsip-Prinsip Perkembangan Fisiologis
AUD.................................. 7
B. Tahapan Belajar Motorik ....................................................................
8
BAB III : Mempelajari Keterampilan Motorik Anak
Usia Dini........................... 10
A. Hal Penting Dalam Mempelajari Keterampilan
Motorik.................... 10
B. Cara Mempelajari Keterampilan Motorik...........................................
11
C. Kategori Fungsi Keterampilan Motorik
AUD.................................... 12
D. Peningkatan Keterampilan
Motorik................................................... 13
E. Bahaya Dalam Perkembangan Keterampilan Motorik........................13
BAB IV : Evaluasi Pengembangan Keterampilan
Motorik................................. 16
A. Pengertian dan
Tujuan........................................................................
16
B. Prinsip-Prinsip Evaluasi.....................................................................
16
C. Instrumen
Evaluasi.............................................................................
18
BAB V : Sarana dan Prasarana Pengembangan
Keterampilan Motorik AUD.... 19
A. Pengertian Sarana dan Prasarana.......................................................
19
B. Fungsi Sarana dan
Prasarana............................................................. 20
C. Syarat Sarana dan
Prasarana............................................................. 20
D. Jenis
Alat...........................................................................................
21
BAB I
HAKIKAT PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
A.
PENGERTIAN MOTORIK
Motorik
berasal dari kata ”motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika
yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata lain, gerak
(movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses gerak
motorik.
Zulkifli
(dalam buku Samsudin) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan motorik adalah segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada tiga unsur dalam
perkembangan motorik pada manusia, yaitu :
OTOT SARAF OTAK
Ketiga unsur di atas
melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur
yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur
lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya. Anak
yang otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan
tubuhnya.
Berdasarkan tiga unsur diatas bentuk perilaku gerak yang
dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu : motorik kasar (melibatkan
otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus (melibatkan otot-otot kecil,
saraf dan otak)
B.
PERKEMBANGAN GERAK MOTORIK
Motorik
sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Perkembangan
merupakan istilah umum yang mengacu pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi
hingga akhir hayat. Jadi perkembangan meliputi semua aspek dari perilaku
manusia, dan sebagai hasil hanya dapat dipisahkan ke periode usia.
Kemampuan gerak dasar pada
perkembangan motorik antara lain :
- Kemampuan gerak lokomotor
Kemampuan gerak lokomotor
digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke temapt yang lain atau
mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya
adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari.
- Kemampuan gerak non-lokomotor
Kemampuan non-lokomotor
dilakukan di tempat, tanpa ada ruang yang memadai. Kemampuan non-lokomotor
terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan
menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan.
- Kemampuan gerak manipulatif
Kemampuan manipulatif
dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Kemampuan
manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari
tubuh kita juga dapat digunakan.
Manipulasi objek jauh lebih
unggul daripada koordinasi mata kaki dan mata tangan, yang mana koordinasi ini
cukup penting untuk proses berjalan dalam ruang gerak. Bentuk-bentuk kemampuan
manipulatif terdiri dari ; gerakan menerima (menangkap) objek adalah kemampuan
penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola.
C.
Kesadaran Motorik
Saat
bergerak anak harus menyadari keberadaan dirinya dengan kondisi lingkungan.
Mereka harus memanfaatkan indera, mengontrol keseimbangan, mengenali ruang
gerak, memahami bagian-bagian tubuh yang digerakkan. Untuk lebih rinci
kesadaran gerak meliputi :
1. Pancaindra, merupakan alat yang digunakan
untuk mengenali lingkungan disekeliling anak sehingga dengan indra tersebut
anak dapat berinteraksi.
2. Keseimbangan adalah suatu keadaan di mana
tenaga yang berlawanan mampu menjaga pusat berat badan.
3. Ruang adalah kemampuan memahami ruang
eksternal sekitar anak seperti lingkaran, segitiga, segi empat, dan sebagainya.
4. Tubuh, artinya kemampuan untuk mengetahui
dan memahami nama dan fungsi macam-macam bagian tubuh yang melekat pada diri
anak usia dini seperti kaki, tangan, mata, telinga, dan sebagainya.
5. Waktu artinya kemampuan menduga waktu
kedatangan didasarkan pada ciri-ciri kecepatan jalannya bola, berat dan jarak
bola. Dengan kata lain, kemampuan individu mengantisipasi sesuatu benda yang
datang kepadanya.
6. Arah artinya kemampuan memahami dan
menerapkan konsep arah seperti atas, bawah, depan, belakang, dan sebagainya.
BAB II
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MOTORIK
A. Prinsip-Prinsip Perkembangan Fisiologis Anak Usia Dini
Prinsip
utama perkembangan fisiologis anak usia dini adalah koordinasi gerakan motorik,
baik motorik kasar maupun motorik halus. Pada awal perkembangannya, gerakkan
motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan
pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi
dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik.
Prinsip
utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman dan
latihan atau praktik (Malina & Bouchard, 1991 : 178)
- Kematangan Syaraf
Pada waktu anak dilahirkan
hanya memiliki otak seberat 25% dari berat otak orang dewasa (Papalia dan
Olds,1985 : 95). Syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syaraf belum
berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya dalam mengontrol gerakan
motorik. sejalan dengan perkembangan fisik dan usia anak, syaraf-syaraf yang
berfungsi mengontrol gerakan motorik mengalami proses neurological maturation
(kematangan neurologis). Oleh sebab itu kematangan secara neurologis ini
merupakan hal penting dan berpengaruh pada kemampuan anak dalam mengontrol
gerakan motoriknya.
- Urutan
Proses perkembangan fisiologis
manusia berlangsung secara berurutan yang terdiri atas :
a. Urutan pertama disebut pembedaan yang mencakup perkembangan
secara perlahan dari gerakan motorik kasar yang belum terarah dengan baik
kepada gerakan yang lebih terarah sesuai dengan fungsi gerakan motorik kasar.
b. Urutan kedua adalah keterpaduan yaitu kemampuan dalam menggabungkan gerakan motorik
yang saling berlawanan dalam koordinasi gerakan yang baik, seperti berlari dan
berlari.
- Motivasi
Kematangan motorik yang
dicapai anak mengandung arti bahwa anak telah siap melakukan berbagai kegiatan
yang melibatkan aktivitas motorik. kematangan motorik ini memotivasi anak untuk
melakukan aktivitas motorik dalam lingkup yang luas. Hal ini dapat dilihat dari
:
a. Aktivitas fisiologis meningkat dengan
tajam
b. Anak seakan-akan tidak mau berhenti
melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik
halus.
Motivasi yang datang dari
dalam diri anak tersebut perlu didukung dengan motivasi yang datang dari luar.
- Pengalaman dan Latihan
Pada saat mencapai kematangan
untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan kesiapan
dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orang tua dan guru
perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan
keterampilan motorik anak secara optimal. Hal ini juga perlu didukung dengan
berbagai fasilitas yang berguna bagi pengembangan keterampilan motorik kasar
dan motorik halus.
Anak yang kurang mendapat
kesempatan dalam mengembangkan keterampilan motorik pada waktu ia siap untuk
melakukan kegiatan tersebut, pada tingkat perkembangan selanjutnya kurang
tertarik dengan aktivitas jasmani.
B. Tahapan Belajar Motorik
Ada tiga tahapan belajar
motorik yang dapat diterapkan pada anak usia dini :
1.
Tahap
Verbal Kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal
dalam belajar gerak, tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang
menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang
dipelajari; sedangkan penguasaan geraknya masih belum baik karena masih dalam
taraf mencoba-coba. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan
aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak yang belajar gerak
berusaha mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang diterima.
Informasi yang diterima anak
bisa bersifat verbal atau visual. Informasi verbal adalah informasi yang
berbentuk penjelasan dengan menggunakan kata-kata, sedangkan informasi visual
adalah informasi yang dapat dilihat oleh anak. Informasi ini dapat berupa
contoh gerakan atau gambar gerakan. Hal ini berarti informasi verbal dan visual
sangat berperan pada tahap anak belajar motorik verbal kognitif.
2.
Tahap
Asosiatif
Pada tahap perkembangan anak
usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerak-gerak yang sedang
dipelajarinya. Tahap ini disebut juga tahap menengah, dimana ditandai dengan
tingkat penguasaan gerakan. Dimana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan
dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya.
Pada fase ini merangkaikan
bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan secara terpadu merupakan unsur
penting untuk menguasai berbagai gerakan keterampilan. Setelah
rangkaian-rangkaian gerakan bisa dilakukan dengan baik, maka anak segera bisa
dikatakan memasuki belajar yang disebut tahap otomasi
3.
Tahap
Automasi
Pada tahap ini anak usia dini
sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik. Pada tahap ini dapat
dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Tahap ini ditandai dengan
tingkat penguasaan gerakan dimana anak mampu melakukan gerakan keterampilan
secara otomatis.
BAB III
MEMPELAJARI KETERAMPILAN MOTORIK ANAK USIA DINI
A.
Hal Penting dalam Mempelajari Keterampilan
Motorik
Keterampilan
motorik tidak akan berkembang melalui kematangan saja, melainkan keterampilan
itu harus dipelajari. Delapan hal penting dalam mempelajari keterampilan
motorik, yaitu :
1.
Kesiapan
Belajar
Apabila pembelajaran itu
dikaitkan dengan kesiapan belajar, maka keterampilan yang dipelajari dengan
waktu dan usaha yang sama oleh orang yang sudah siap, akan lebih unggul
dibandingkan oleh orang yang belum siap untuk belajar.
2.
Kesempatan
Belajar
Banyak anak yang tidak
berkesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik karena hidup dalam
lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua
takut hal yang demikian akan melukai anaknya.
3.
Kesempatan
berpraktek
Anak harus diberi kesempatan
untuk berpraktek sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan.
Meskipun demikian, kualitas praktek jauh lebih penting dibandingkan
kuantitasnya.
4.
Model
yang baik
Meniru suatu model dalam
keterampilan motorik harus dicontohkan dengan baik, karena berkaitan dengan
gerak tubuh. Sehingga contoh model yang dilihat anak adalah model yang baik dan
benar.
5.
Bimbingan
Untuk dapat meniru suatu model
dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak
membetulkan suatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari
dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali.
6.
Motivasi
Motivasi belajar penting untuk
mempertahankan minat dari ketertinggalan. Untuk mempelajari keterampilan,
sumber motivasi umum adalah kepuasan pribadi yang diperoleh anak dari kegiatan
tersebut, kemandirian, dan gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya, serta
kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam
tugas sekolahnya.
7.
Setiap
Keterampilan Motorik Harus Dipelajari Secara Individu
Tidak ada hal-hal yang
sifatnya umum perihal keterampilan tangan dan keterampilan kaki. Melainkan,
setiap jenis keterampilan mempunyai perbedaan tertentu, sehingga setiap
keterampilan harus dipelajari secara individu.
8.
Keterampilan
Sebaiknya Dipelajari Satu Demi Satu
Mempelajari keterampilan
motorik harus diberikan bertahap, tidak dengan secara bersamaan. Apabila anak
mencoba mempelajari berbagai macam keterampilan motorik secara serempak,
khususnya menggunakan kumpulan otot yang sama akan membingingkan anak dan akan
menghasilkan keterampilan yang jelek serta merupakan pemborosan waktu dan
tenaga. Jika suatu keterampilan sudah dikuasai, maka keterampilan lain dapat
dipelajari tanpa menimbulkan kebingungan.
B.
Cara Mempelajari Keterampilan Motorik
1.
Belajar Coba dan Ralat (Trial
and Error)
Belajar suatu keterampilan
motorik tidak dengan serta merta dapat
dilakukan oleh anak. Mereka mencoba-coba gerakan yang ditirunya sampai anak
merasa nyaman dan memberikan variasi pada gerakan-gerakan tersebut.
2.
Meniru
Belajar dengan meniru atau mengamati suatu model akan
lebih cepat dibandingkan dengan belajar coba dan ralat, tetapi dibatasi oleh
kesalahan yang terdapat dalam model tersebut. Anak di usia dini lebih banyak
belajar dari contoh atau praktek secara langsung yang dilakukan oleh orang
dewasa disekitarnya.
3.
Pelatihan
Belajar dengan bimbingan atau supervisi, pada waktu
model memperlihatkan keterampilan dan memperhatikan bahwa anak menirunya dengan
tepat sangat penting dalam tahap belajar awal. Gerakan yang salah dan kebiasaan
jelek yang sudah tertanam akan sukar ditiadakan.
C.
Kategori Fungsi Keterampilan Motorik Anak
Usia Dini
1.
Keterampilan Bantu Diri (Self-Help)
Untuk mencapai kemandiriannya,
anak harus mempelajari keterampilan motorik yang memungkinkan mereka mampu
melakukan segala sesuatu bagi diri mereka sendiri. Keterampilan tersebut
meliputi keterampilan makan, berpakaian, merawat diri, dan mandi.
2.
Keterampilan Bantu sosial (Social-Help)
Untuk menjadi anggota kelompok social yang diterima di
dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar rumah/tetangga, anak harus
menjadi anggota kooperatif. Untuk mendapatkan penerimaan kelompok tersebut
diperlukan keterampilan tertentu seperti membuat atau membantu pekerjaan rumah
atau sekolah.
3.
Keterampilan Bermain
Untuk dapat menikmati kegiatan kelompok sebaya atau
untuk dapat menghibur diri diluar kelompok sebaya, anak harus mempelajari
keterampilan bermain yang dimiliki oleh teman sebayanya sehingga anak dapat
diakui dan diterima oleh teman sebayanya dalam permainan.
4.
Keterampilan Sekolah
Pada tahun permulaan sekolah, sebagian besar pekerjaan
melibatkan keterampilan motorik. Semakin banyak dan semakin baik keterampilan
yang dimiliki, semakin baik pula penyesuaian social yang dilakukan dan semakin
baik prestasi akademis maupun dalam prestasi yang bukan akademis.
D. Peningkatan Keterampilan
Motorik
1.
Kecepatan
2.
Akurasi
3.
Kesiapan
4.
Kekuatan
E.
Bahaya Dalam Perkembangan Keterampilan
Motorik
1.
Keterlambatan Keterampilan Motorik
Perkembangan
motorik yang terlambat berarti perkembangan motorik yang berada dibawah norma
usia anak. Akibatnya pada usia tertentu anak tidak menguasai tugas perkembangan
yang diharapkan oleh kelompok sosialnya. Banyak penyebab terlambatnya
perkembangan motorik, sebagian dapat dikendalikan dan sebagian lagi tidak dapat
dikendalikan. Hal ini dimungkinkan adanya kerusakan otak pada waktu lahir atau
kondisi pralahir yang tidak menguntungkan atau lingkungan yang tidak kondusif
pada permulaan pascalahir.
Akan tetapi, keterlambatan lebih sering disebabkan oleh
kurangnya kesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik, perlindungan orang
tua yang berlebihan, atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajari
keterampilan tersebut. Pengaruh perkembangan keterampilan motorik yang
terlambat berbahaya bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak yang baik. Ada dua
alasan tentang bahaya tersebut ; pertama, hal ini dapat menimbulkan akibat
tidak menguntungkan konsep diri anak. Akibatnya sering menimbulkan masalah
perilaku dan emosi pada anak. Kedua, keterlambatan perkembangan keterampilan
motorik berbahaya karena tidak menyediakan landasan bagi keterampilan motorik.
apabila upaya mempelajari keterampilan motorik terlambat karena terlambatnya
peletakan landasan bagi keterampilan tersebut, maka akan mengalami kerugian
pada saat mereka mulasi bermain dengan teman kelompok sebayanya. Hal ini
dikarenaka hubungan sosial awal teruta berlangsung dalam bentuk bermain.
2.
Harapan Keterampilan Yang Tidak Realistis
Harapan
yang tidak relistik adalah harapan yang lebih banyak didasarkan atas harapan
dan keinginan dibandingkan dengan atas potensi anak sendiri. Pada perkembangan
keterampilan motorik anak diharapkan dapat mengendalikan motorik dan
mempelajari keterampilan tersebut sebelum mereka matang dan siap melakukannya.
Sebagian harapan yang tidak realistis timbul dari orang tua, sebagian dari
guru, dan sebagian lagi dari anak sendiri. Terlepas dari sumbernya, harapan
yang demikian berbahaya bagi penyesuaian sosial dan pribadi anak yang baik.
Harapan
yang tidak realistik itu, apakah tumbuh dari orang tua, guru, atau dari anak
itu sendiri, secara psikologis merugikan anak. Ketidakmampuan berbuat sesuai
dengan harapan, membuat anak merasa rendah diri dan tidak terampil. Perasaan
ini dapat merongsong rasa percaya diri dan melemahkan motivasi untuk
mempelajari keterampilan yang lain. Selain itu, jika anak dikritik dan ditegur
mereka akan kecewa dan menentang. Ini menimbulkan akibat yang tidak
menguntungkan bagi penyesuaian sosial anak, tidak hanya dengan mereka yang
bertanggung jawab atas harapan yang tidak terlibit dalam situasi tersebut.
3.
Kegagalan Mempelajari Keterampilan Yang
Penting Bagi Penyesuaian Sosial Dan Pribadi Anak
Kegagalan
mempelajari keterampilan motorik yang penting bagi anak atau bagi kelompok
sebaya mereka, akan merugikan penyesuaian sosial dan pribadi anak. Sebagai
contoh, karena anak memerlukan keterampilan bantu diri untuk dapat mandiri,
maka anak yang tidak dapat mempelajari keterampilan tersebut pada pada waktu
keinginan untuk mandiri semakin kuat. Dalam tahun kedua dan ketiga anak akan
merasa rendah diri dan karena tidak dapat diterima sebagai anggota kelompok
sebaya, anak akan menjadi pemberang jika mereka harus bergantung pada yang lain
untuk mendapatkan bantuan.
Demikian
juga halnya, apabila anak ingin diterima sebagai anggota kelompok sebaya,
kegagalan mempelajari permainan dan keterampilan bantu diri yang sangat membantu
bagi penerimaan sosial, akan menghasilkan penyesuaian sosial dan pribadi yang
jelek. Hal ini dikarenakan anak tidak dapat melakukan apa yang dikerjakan oleh
kelompok sebayanya mereka akan merasa rendah diri dan karena mereka tidak dapat
diterima sebagai anggota kelompok sebaya, maka anak akan menjadi orang yang
tidak terkendali.
BAB IV
EVALUASI PERKEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK
A. Pengertian dan Tujuan Evaluasi
1.
Pengertian
Menurut Gayle (1996) evaluasi
adalah suatu cara menemukan bagaimana proses pembelajaran dapat memberikan
tanda-tanda pencapaian kemampuan dan tahapan pada anak atau adakah proses
pembelajaran lain yang dapat mempengaruhi terhadap anak. Jadi evaluasi
inisangat diperlukan untuk mengukur sampai sejauhmana proses pembinaan atau
pengembangan keterampilan motorik yang diberikan guru, orang tua, pembimbing
atau pamong ini berdampak terhadap perubahan anak tersebut.
2.
Tujuan
Evaluasi memiliki tujuan untuk
memberi makna dari hasil yang telah diraih oleh anak, tetapi makna ini
diberikan dalam bentuk kuantitatif (angka). Apabila angka yang muncul dalam
penilaian akan berdampak psikologis yang dapat membuat anak tidak menyukai
perlakuan yang diberikan oleh orang tuanya atau gurunya. Hal yang perlu
diperlukan dalam melakukan evaluasi adalah proses dan hasil. Proses artinya
kegiatan yang berhubungan dengan upaya interaksi anak dengan guru, orang tua
atau lingkungannya. Sedangkan hasil adalah sesuatu yang dicapai setelah proses
pembelajaran berakhir.
B.
Prinsip-prinsip Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi pada anak
usia dini berbeda dengan evaluasi yang dilakukan untuk anak. Ada beberapa
prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi anak usia dini, yaitu
:
1. Menyeluruh, artinya tidak dilakukan secara
terpisah dengan proses pembelajaran. Mengingat evaluasi tersebut lebih banyak
menilai proses perilaku anak dan hasil perbuatan anak yang pada umumnya tidak
dapat dilakukan dengan tes tertulis (paper
and pencil test).
2. Berkesinambungan, artinya harus dilakukan
secara terencana, bertahap, dan terus menerus. Hal ini dilakukan agar informasi
yang diperolah betul-betul-betul berasal dari gambaran perkembangan proses
pembelajaran motorik pada anak usia dini.
3. Berorientasi pada tujuan, artinya dalam
menetapkan indikator harus menggunakan acuan yang telah ditetapkan. Guru, orang
tua, atau pembina dapat menilai hasil kegiatan anak melalui indikator yang
terwujud dalam perilaku dan kemampuan tersebut.
4. Obyektif, artinya penilaian dilakukan
sesuia dengan kriteria yang telah ditetapkan. Prasangka, keinginan, serta
perasaan tertentu tidak bolah mempengaruhi penilaian yang dilakukan.
5. Mendidik, artinya penilaian dapat
digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak dalam
meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangannya.
6. Kebermaknaan, artinya hasil penilaian
harus memiliki arti, baik bagi orang tua, guru, pembina, maupun anak itu
sendiri atau pihak lain yang memerlukannya.
C.
Instrumen Evaluasi
Evaluasi yang diberikan untuk
anak usia dini bersifat sensitif, maka evaluator harus berhati-hati baik dalam
menentukan instrumen evaluasi maupun interprestasinya. Instrumen evaluasi
pengambangan keterampilan motorik anak usia dini harus dikembangkan atas dasar
kemungkinan keterampilan gerak yang mesti dicapai anak sesuai dengan tingkat perkembangannya,
yaitu:
1.
Pengamatan
(observasi)
Pengamatan (observasi)
digunakan untuk merekam proses dan hasil sari suatu aktivitas sehari-hari anak
usia dini baik dirumah, tamn penitipan, kelompok bermain maupun taman
kanak-kanak berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilakunya.
Pengamtan ini dapat memberikan informasi yang sangat berharga dalam
merencanakan suatu program dan pengamatan harus menjadi aspek perencanaan
integral sebagai seorang pendidik.
2.
Catatan
Anekdot
Pencatatan anekdot atau
”anecdotal record” merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak
dalam situasi-situasi tertentu yang bersifat khusus. Pencatatan anekdot
merupakan sumber informasi yang kaya karena :
a. dapat digunakan untuk menambah data dalam
memberikan penilaian atau kebijakan yang dapat diambil berdasarkan catatan
tentang peristiwa khusus yang terjadi secara periodik dialami oleh anak.
b. Dapat diketahui suatu penyakit yang
dialami oleh anak dan membutuhkan penanganan khusus.
c. Dapat digunakan pendidik untuk
menceritakan secara kronoligis peristiwa atau kejadia penting yang dialami oleh
anak di sekolah.
BAB V
SARANA PRASARANA PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MOTORIK ANAK USIA DINI
A.
Pengertian Sarana Prasarana
Sarana
adalah perangkat alat dan bahan yang menunjang program kegiatan pengembangan
pendidikan anak usia dini, sedangkan prasarana adalah tempat kegiatan
pendidikan anak usia dini yang memenuhi syarat tertentu.
Sarana dan prasarana
pengembangan keterampilan motorik adalah semua alat dan kelengkapan
pengembangan yang digunakan anak usia dini untuk memenuhi naluri bermainnya dan
dimanfaatkan pendidik dalam mendukung kebrhasilan penyelengaraan pengembangan
keterampilan motorik pada anak usia dini. (Rachman, 1997)
Alat pengembangan keterampilan motorik merupak semua bentuk dan
jenis benda/barang yang dapat digunakan untuk memperkaya perbendaharaan gerak
(movement vocabulary) dalam proses pengembangan keterampilan motorik anak usia
dini. Sedangkan kelengkapan keterampilan motorik adalah semua unsur penunjang
yang dibutuhkan agar proses pengembangan motorik anak usia dini dapat
terselenggara dengan optimal seperti halaman sekolah, lapangan bermain, gedung,
dan ruang atau bangsal.
Penyelenggaraan pengembangan keterampilan motorik kasar maupun
halus memungkinkan kegiatannya menggunakan alat bantu permainan atau tanpa
alat. Ketersediaan alat bantu pengembangan dapat diperoleh di pasar tempat
penjualan alat mainan anak atau dibuat sendiri dengan memanfaatkan
barang-barang disekitar sekolah atau rumah. Alat bantu pengembangan
keterampilan motorik secara umum terdiri dari bagian yaitu alat yang digunakan
pada kegiatan pengembangan di dalam ruang (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).
B.
Fungsi Sarana Prasarana
Fungsi
sarana dan prasarana pengembangan
keterampilan motorik anak usia dini pada hakikatnya tercermin pada proses
pengembangan keterampilan motorik itu sendiri yaitu :
1. Untuk memenuhi tuntutan hasrat bergerak
anak, dunia anak adalah dunia bermain, memberi kesempatan bermain berarti
membantu pertumbuhan dan perkembangan serta memenuhi tuntutan kejiwaan anak.
2. Untuk memperkaya gerak alamiah anak yaitu
jalan, lari, lompat dan lempar yang perlu dimiliki oleh setiap anak usia dini.
3. Untuk dapat melatih kepekaan irama,
keindahan dan keberadaan dari dalam ruang dan waktu.
C.
Syarat Sarana Prasarana
Dalam
menyediakan sarana dan prasarana pengembangan keterampilan motorik anak usia
dini terdapat sejumlah syarat yang perlu menjadi pertimbangan yaitu :
1. Aman bagi anak, sebagian besar alat
kegiatan pengembangan yang dibuat berasal dari pabrik yang dirancang sedemikian
rupa agar aman, steril, dan tidak berbahaya bagi anak. Namun, tidak dipungkiri
bahwa ada pula alat-alat bantu pengembangan keterampilan motorik yang memiliki sudut-sudut yang
runcing, tajam, konstruksinya krang kuat, mudah rapuh, mudah pecah dan
sebagainya. Untuk itu pendidik harus memperhatiakan dengan seksama alat
permainan yang akan digunakan oleh anak dalam setiap kegiatannya.
2. Alat permainan harus disesuaikan dengan
perkembangan mental dan fisik anak usia dini.
3. Ketersedian alat pengembangan setidaknya
harus dengan jumlah yang cukup, agar anak dapat menggunakan secara optimal dan
membuat seluruh anak terlibat secara aktif, tidak terlalu lama menunggu giliran
untuk menggunakannya.
4. Kualitas rancangan alat bantu pengembangan
yang bagus akan lebih menarik minat anak dalam bentuk dan warna. Biasanya anak
lebih senang dengan alat bantu pengembangan dengan bentuk yang tidak rumit disertai
warna terang.
5. Penggunaan alat pengembangan dapat
dimanfaatkan dalam berbagai cara, maksudnya dapat dimainkan dengan
bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk.
6. Memenuhi tuntutan kesehatan, artinya
bersih, bebas dari penyakit.
7. Mudah digunakan dan dibawa.
8. Tidak mudah rusak dan tahan lama.
9. Tidak menyita tempat penyimpanan.
10. Terletak dilingkungan yang bersih,
strategis dan nyaman bagi anak.
11. Tata ruang dan dekorasi ruangan teratur
dan menarik.
12. Sirkulasi udara baik.
13. Cukup cahaya.
14. Cukup tersedia air bersih.
D.
Jenis Alat
Alat
pengembangan keterampilan motorik anak usia dini dapat digolongkan dalam tiga
jenis :
1.
Baku
dan tidak baku
Alat baku dalam semua alat
kelengkapan yang digunakan untuk kegiatan pengembangan jasmani tertentu. Baik
bentuk, bahan maupun ukuran sesuai standar yang telah ditentukan. Sedangkan
alat tidak baku adalah semua alat yang menyerupai alat abaku seperti bola
plastik, bola karet, bola kain.
2.
Rakitan
Jenis alat rakitan, semua alat
kelengkapan yang dirancang, dibuat dan dirakit sendiri oleh guru untuk
keperluan proses pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.
3.
Buatan
pabrik
Buatan pabrik untuk keperluan
rumah tangga, keperluan sehari-hari atau lat kelengkapan perkantoran, alat
kelengkapan ruangan termasuk jenis alat yang digunakan untuk proses
pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.
Dibawah ini adalah
contoh-contoh alat bantu pengembangan keterampilan motorik anak usia dini.
Alat Bantu Pengembangan
|
Aspek Pengembangan
|
Kompetensi yang Diharapkan
|
Segala alat diluar (outdoor); ayunan, pararel
bar, bangku swedia, simpai, matras, boks, tangga, bak pasir, balok, tali
tambang besar, ragam ukuran bola, balon, alat musik, tape recorder,
kaset-kaset lagu, peluncuran, tangga majemuk, jembatan, panjatan besi, ring
basket mini, jungkat jungkit, sepeda dll.
|
Motorik kasar
|
Tubuh menjadi sigap, bugar, seimbang dan lentur
dan terampil
|
Alat-alat manipulatif, sperti kancing, tali,
garis, jiplak, puzzle, mozaik, cangkir, kaleng, lotto gambar benda sejenis,
alat berkebun, alat rumah tangga, lilin warna, papan hitung, alat gunting,
lem, kertas warna, krayon, bak pasir, playdough, balok membangun dll.
|
Motorik halus
|
Terampil koordinasi tangan-mata dan persiapan
untuk menulis serta kompetensi yang mengupayakan mendirikan anak pada kebiasaan
sehari-hari sesuai dengan tingkat usianya
|
Tape recorder, kantong kacang, hola hop,
saputangan
|
Motorik kasar
|
Kreativitas gerak
|